Jumat, 10 Desember 2010

Air & Penyakit



Kira – kira 80% tubuh manusia terdiri dari air. Malah ada beberapa bagian tubuh kita yang memiliki kadar air di atas 80%. Dua organ paling penting dengan kadar air di atas 80% adalah : OTAK dan DARAH !

Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sementara darah memiliki komponen air sebanyak 95%.

Jatah minum manusia normal sedikitnya adalah 2 liter sehari atau 8 gelas sehari. Jumlah tersebut harus ditambah apabila Anda adalah seorang perokok. Air sebanyak itu diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh kita lewat air seni, keringat, pernapasan, dan sekresi. Apa yang terjadi bila kita mengkonsumsi kurang dari 2 liter sehari? Tentu tubuh akan menyeimbangkan diri dengan cara “menyedot” air dari komponen tubuh sendiri. Dari otak? Belum, belum sampai sebegitunya (kebayang gak bentuk otak yang kering tuh kayak gimana?) melainkan dari sumber yang terdekat yaitu DARAH !!

Darah yang disedot airnya akan menjadi kental dan akibat pengentalan darah ini,maka perjalanannya akan kurang lancar dibandingkan dengan yang encer. Saat melewati ginjal yang berfungsi sebagai tempat penyaringan racun dari darah, ginjal akan bekerja ekstra keras untuk menyaring darah, dan karena saringan di dalam ginjal memiliki tekstur yang halus maka tidak jarang darah yang kental sering menyebabkan perobekan pada glomerulus ginjal.. Sebagai akibatnya, air seni akan berwarna kemerahan tanda mulai bocornya saringan ginjal. Bila dibiarkan secara terus menerus, suatu saat Anda mungkin harus menghabiskan Rp. 400.000,- perminggu untuk cuci darah.

Nah, saat darah kental mengalir melalui otak, perjalanannya akan menjadi agak terhambat. Otak tidak lagi “encer”, dan karena sel-sel otak adalah yang paling boros menggunakan nutrisi makanan dan oksigen, maka lambatnya aliran darah ini bisa menyebabkan sel-sel otak cepat mati atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. (Ya iya la . . , wong otaknya dah jadi fosil :p). Bila ini ditambah dengan penyakit jantung (lengkaplah penderitaan), maka dapat mengakibatkan stroke.

Sekarang pilihan ada di tangan Anda sendiri : melakukan “investasi” dengan minum sedikitnya 8 gelas sehari atau “membayar bunganya” dengan sakit ginjal & stroke

Berikut ini adalah jadwal minum air yang baik yang disarankan oleh Dr. Don Colbert :

Ø      30 menit sebelum sarapan                      : 1 gelas
Ø      2,5 jam setelah sarapan                         : 1 gelas
Ø      30 menit sebelum makan siang               : 1 gelas
Ø      2,5 jam setelah makan siang                   : 1 gelas
Ø      30 menit sebelum makan malam             : 2 gelas
Ø      2,5 jam setelah makan malam                 : 1 gelas
Ø      30 menit sebelum tidur                           : 1 gelas

Rabu, 27 Oktober 2010

Surat Untuk Qing Shan


QING SHAN-KU YANG TERKASIH

Teman-teman di Qing Shan, bagaimanakah kabar kalian?

Adakah kemajuan yang kalian peroleh setiap harinya? Saya sangat merindukan kalian, merindukan saat – saat ketika saya masih berada di dalam Qing Shan bersama dengan teman-teman semua.

Betapa banyak hal yang telah kita lalui bersama dan kini menjadi sebuah hal yang indah untuk dikenang kembali. Di dalam Qing Shan, kita tertawa bersama, berjuang bersama, saling mendukung satu sama lainnya. Dikala ada diantara kita yang mengalami kendala, kita akan membantunya bersama-sama, memberikan motivasi dan dukungan. Demikian juga ketika saya sedang mengalami masalah dan berada dalam keterpurukan, teman-teman senantiasa memberikan dorongan semangat agar saya sanggup bangkit dan kembali menatap ke depan.

Kita berjuang bersama, berlari bersama, saling bahu-membahu, untuk menggapai tujuan yang sama : membawakan dunia yang sadar cemerlang.

Mengingat kembali saat itu, saya sangat merasakan bahwa Qing Shan benar-benar adalah sebuah keluarga besar yang hangat. Ibarat sebuah gunung yang terdapat aneka pepohonan dan tumbuhan di dalamnya, Qing Shan juga terdapat anggota dengan berbagai karakter, ada yang usil, ada yang humoris, ada yang bijaksana, ada yang cerewet, ada yang kalem, ada juga yang lasak seperti saya, dan sebagainya. Semua itu memberikan warna tersendiri dan menjadi ciri khas yang membentuk karakter Qing Shan. Meskipun di gunung terdiri dari berbagai jenis tumbuhan dan pepohonan tetapi semuanya memiliki tugas yang mulia untuk menjaga agar udara tetap segar dan tanah tidak longsor, yang berarti bahwa meskipun kita semua memiliki karakteristik dan latar belakang yang berbeda tetapi tujuan kita semua adalah sama, yaitu membawakan kabar sukacita Buddha Maitreya kepada dunia.

Meski kegiatan di kantor kadang cukup melelahkan dan menimbulkan beban pikiran, tetapi semua itu terasa sirna ketika berkumpul kembali di dalam Qing Shan. Selalu ada tangan hangat yang menyambutku, selalu ada dukungan yang penuh motivasi yang diberikan kepadaku, selalu ada bimbingan yang meluruskanku, selalu ada kebijaksanaan baru untuk dibagikan kepadaku setiap harinya. Memang tidak banyak orang yang tahu misi yang sedang diemban oleh Qing Shan, bagi orang awam Qing Shan mungkin hanyalah sebuah tim tari belaka yang bertugas untuk menampilkan tarian disetiap acara, tetapi “Yang berada di dalam tidak dapat melihat permukaannya, yang berada di luar tidak dapat melihat intinya”. Qing Shan tidak hanya merupakan wadah untuk menyalurkan bakat dalam menari saja, tetapi lebih dari itu juga merupakan sarana untuk pembinaan diri dan pengembangan kepribadian agar setiap anggotanya bisa menjadi sebuah pribadi yang bajik dan selalu berpandangan positif.

Berjuanglah Pemuda Semesta ! Berjuanglah Qing Shan !

Qing Shan, Qing Shan !

Heso, Heso !

Qing Shan, Qing Shan !

Heso, Heso !

Go ! Qing Shan !

Go ! Qing Shan !

GOOOOOOO !!!

Sabtu, 16 Oktober 2010

Kisah Si Anak Buta

Seperti yang telah saya postingkan pada blog sebelumnya, berikut ini adalah terjemahan dari tulisan "Story of a Blind". Mengingat adanya perbedaan gaya bahasa dalam terjemahan ini, maka saya mohon maaf jika dalam terjemahan tersebut terdapat kesalahan. Selamat membaca.


Seorang anak laki-laki buta, dengan sebuah topi yang terletak di dekat kakinya, duduk di undakan sebuah bangunan. Ia memegang sebuah papan yang bertuliskan: “Saya buta, mohon bantuan.”

Saat itu, di dalam topinya hanya terdapat beberapa uang receh.

Kemudian seorang pria berjalan mendekatinya. Pria itu mengambil beberapa uang receh dari saku dan meletakkannya ke dalam topi anak tersebut, lalu mengambil papan tulisan laki-laki buta itu, membalikkannya, dan menuliskan beberapa kata. Setelah selesai, ia meletakkan kembali papan tulisan tersebut pada tempatnya semula sehingga setiap orang yang berjalan melintasi anak itu dapat melihat tulisan yang baru ditulisnya.

Hanya dalam sekejap saja topi anak buta tersebut semakin berisi. Semakin banyak orang yang memberikan uang kepada laki-laki buta itu. Pada sore harinya, pria yang mengubah tulisan pada papan tersebut kembali untuk melihat perkembangan yang terjadi.

Anak laki-laki itu mengenali suara langkah kakinya dan bertanya, “Apakah Anda adalah orang mengubah tulisan papanku pada pagi hari ini? Apa yang Anda tuliskan?

Pria itu berkata, “Saya hanya menuliskan kebenaran. Saya mengatakan apa yang Anda katakan tetapi dengan cara yang berbeda.” Saya menulis: “Hari ini adalah hari yang sangat indah tetapi saya tidak dapat melihatnya.

Kedua tulisan pada papan tersebut memberitahukan bahwa anak laki-laki itu buta, tetapi pada tulisan pertama hanya menuliskan bahwa anak itu buta, sedangkan tulisan kedua memberitahukan kepada orang-orang bahwa mereka sangat beruntung karena mereka tidaklah buta. Dengan demikian bukankah tulisan kedua lebih efektif?

Moral Cerita:

Bersyukurlah terhadap segala yang kita miliki. Jadilah kreatif. Jadilah inovatif. Berpikirlah dengan sudut pandang yang berbeda dan positif.

Ketika kehidupan memberimu 100 alasan untuk menangis, maka tunjukkanlah pada kehidupan bahwa kamu memiliki 1000 alasan untuk tersenyum.

Hadapilah masa lalumu tanpa rasa penyesalan. Jalanilah masa sekarang dengan percaya diri. Persiapkanlah diri untuk menyongsong masa depan tanpa rasa takut. Tetaplah percaya dan jauhi ketakutan.

Hal terindah adalah melihat seseorang tersenyum . . . tetapi akan lebih indah jika mengetahui bahwa Anda-lah yang menjadi alasan dibalik senyumannya!

Jika Anda merasa tersentuh setelah membaca kisah ini dan Anda menyukainya, maka saya sarankan agar Anda juga turut menyebarkan kisah ini.

Nikmati harimu dengan hati yang penuh syukur.

Jumat, 15 Oktober 2010

Story of a Blind


Dear readers,
Hari ini saya mendapatkan postingan yang bagus dari seorang teman via Facebook & saya ingin berbagi kisah ini dengan pembaca. Mengingat kisah ini ditulis dalam bahasa Inggris maka bagi pembaca yang agak kurang mengerti akan saya posting-kan juga versi bahasa Indonesianya, dengan harapan agar pembaca dapat mengambil hikmah dan rasa syukur dari artikel berikut ini. Selamat membaca.

A blind boy sat on the steps of a building with a hat by his feet. He held up a sign which said: "I am blind, please help." There were only a few coins in the hat. A man was walking by. He took a few coins from his pocket and dropped them into the hat. He then took the sign, turned it around, and wrote some words. He put the sign back so that everyone who walked by would see the new words. Soon the hat began to fill up. A lot more people were giving money to the blind boy. That afternoon the man who had changed the sign came to see how things were.


The boy recognized his footsteps and asked, "Were you the one who changed my sign this morning? What did you write?"

The man said, "I only wrote the truth. I said what you said but in a different way." I wrote: "Today is a beautiful day but I cannot see it."

Both signs told people that the boy was blind. But the first sign simply said the boy was blind. The second sign told people that they were so lucky that they were not blind. Should we be surprised that the second sign was more effective?
Moral of the Story:

Be thankful for what you have. Be creative. Be innovative. Think differently and positively. When life gives you a 100 reasons to cry, show life that you have 1000 reasons to smile. Face your past without regret. Handle your present with confidence. Prepare for the future without fear. Keep the faith and drop the fear. The most beautiful thing is to see a person smiling…And even more beautiful is, knowing that you are the reason behind it!

If after reading this story you really felt touched and you liked the story, I suggest you share it.

Enjoy our day with a heart of gratitude.

Selasa, 05 Oktober 2010

Tiket-Oh-Tiket

"Dapatkan harga lebih murah dengan pemesanan lebih awal"
Begitulah kira-kira bunyi iklan dari suatu maskapai penerbangan yang telah terkenal dengan low fare flight-nya dan secara kebetulan karena memiliki rencana untuk traveling maka saya pun segera memesan via internet dengan harapan bakal mendapat harga yang termurah.
Berhubung tidak ada penerbangan yang langsung menuju tujuan, maka saya pun menggunakan pesawat transit. Saya mencari jadwal penerbangan yang paling awal agar tidak ketinggalan pesawat berikutnya pada hari yang sama (karena saya tidak begitu mengenal wilayah transit, jadi tidak berniat untuk menginap), kemudian saya memesan dan mencetak tiket secara online.
"Bagus, tinggal angkat koper" pikirku karena telah menemukan dan menyusun jadwal perjalanan saya dengan rapi.
Tidak ada hal yang lebih menyenangkan saat berlibur bagi seorang perfeksionis seperti saya selain tiket yang murah dan jadwal perjalanan yang rapi. Untuk itulah saya memutuskan untuk memesan segala transportasi dan akomodasi 6 bulan lebih awal dari jadwal keberangkatan agar saya bisa fokus untuk mengatur jadwal yang lainnya.
Ternyata tidak semuanya berjalan dengan sesuai harapan. Tiga bulan berikutnya ada malam hari, saya mendapatkan informasi dari seorang teman bahwa jadwal penerbangan maskapai yang saya tumpangi telah berubah & tanpa pemberitahuan via sms maupun call pula. Shock? La iya la . . masa la iya dong . . , karena dengan demikian alamat kacaulah seluruh jadwal perjalanan saya. Bayangkan saja, saya memesan penerbangan paling awal di hari itu ternyata mundur menjadi penerbangan malam, sehingga sudah dapat dipastikan saya akan ketinggalan penerbangan selanjutnya. Secepatnya saya memeriksa jadwal penerbangan di internet dan ternyata memang berubah. Untunglah dari pihak maskapai menyediakan call center yangstandby 24 jam, maka tanpa mengulur waktu saya langsung saja menghubungi call center yang berada di Pusat untuk complain. Setelah 2 kali menelepon malam-menjelang-pagi (1 kali untukcomplain & 1 kali untuk flight confirm) yang disertai dengan "kata pengantar" yang cukup panjang & (menurutku) kelewat-cerewet-banget-sih akhirnya masalah teratasi. Saya mendapat pergantian hari tanpa tambahan biaya, maka saya memilih untuk mundur satu hari meskipun belum tahu bakal nginap di mana saat tiba di lokasi transit (syukur-syukur kalo ada pramugari yang berbaik hati mau berbagi kamar. Wahahaaha . . . !!). That's better daripada saya harus menghadapi jadwal yang mundur lagi.
Sudah selesaikah sampai di situ?
Ternyata belum mas, belum . . . , suer belum . . . , karena jadwal return flight / penerbangan kembali dari maskapai yang satu lagi (low cost carrier) juga mengalami perubahan jadwal. Lagi-lagi jam penerbangan diundurkan & (sekali lagi) saya pasti terlambat untuk penerbangan lanjutan. "Sempurna, gue suka gaya maskapai loe. Watdehel yuar"
Dengan situasi demikian, maka kembalilah saya harus mengangkat telepon untuk complain hingga masalah ini teratasi.
Dari hasil pengamatan serta analisa terhadap apa yang saya alami, maka saya bisa menarik hipotesa sementara & menyimpulkan bahwa kalimat pada iklan tersebut seharusnya ditambah tanda asterik (*) dan disertai keterangan : "yah . . , sedikit bersusah payah la . ."
Pengen murah malah tambah mahal karena harus telepon lama untuk complain. Ck ck ck . . .

Kamis, 30 September 2010

Cina Asli, Cina Indo, Bule dan Pribumi (pandangan org indo pribumi) - Just Sharing No Sara



Saya seorang pribumi yg dulunya benci setengah mampus sama WNI keturunan Cina. Tetapi setelah hidup di Amerika selama 10 tahun dan sekarang bekerja di salah satu bank terbesar di dunia berpusat di New York City, pandangan saya berubah dan mengerti mengapa Cina itu berbeda dengan orang pribumi.

Dan sebenarnya banyak sekali hal-hal yg kita tidak mengerti tentang cina, dan hal-hal ini sebenarnya harus kita ketahui dan kita pikirkan lagi, karena hal-hal ini adalah sesuatu yg bisa kita pakai untuk kepentingan bangsa sendiri dan utk memajukan bangsa sendiri. Bukan saya bilang bahwa kita harus berubah jadi Cina, cuma kalau memang bagus mengapa tidak ? Dan memang ada juga hal-hal buruknya, tetapi semua bangsa juga punya hal yg buruk.

Marilah saya mulai pendapat saya tentang perbandingan antara WNI asli dan keturunan cina :

1. Perbedaan2 nyata Setelah bekerja tiga tahun lebih dan punya teman dekat orang bule dan orang Cina dari Shanghai di tempat kerja saya, saya melihat banyak sekali perbedaan-bedaan, diantaranya :

A. DUIT
a) Si bule, kalo gajian langsung ke bar, minum-minum sampe mabuk, beli baju baru, beli hadiah macam-macam untuk istrinya. Dan sisanya 10% di simpan di bank. Langsung makan-makan di restoran mahal, apalagi baru gajian.
b) Si Cina, kalau gajian langsung disimpan di bank, kadang-kadang di invest lagi di bank, beli Saham, atau dibungain. Bajunya itu2 saja sampe butut. Saya pernah tanya sama dia, duitnya yg disimpen ke bank bisa sampe 75%-80% dari gaji.
c) Saya sendiri. kalo gajian biasanya boleh deh makan-makan sedikit, apalagi baru gajian, beli baju kalo ada yg on-sale (lagi di discount), beli barang-barang kebutuhan istri, sisanya kira2 tinggal 15-20% terus disimpen di bank.

*** Kebanyakan di Amerika, orang Cina yang kerja kantoran (sebenarnya Korea dan Jepang juga) muda-muda sudah bisa naik mobil bagus dan bisa mulai beli rumah mewah. walaupun orang tuanya bukan konglomerat dan bukan mafia di Chinatown. Malah mereka beli barang senangnya cash, bukan kredit. Soalnya mereka simpan duitnya benar-benar tidak bisa dikalahkan oleh bangsa lain. kalau bule atau orang hitam musti ngutang sampe tau baru bisa lunas beli rumah.

KERJAAN
a) si bule, abis kerja (biasanya jam kerja jam 8 pagi - 6 sore) hari Senen sampai hari Jumat (Sabtu dan minggu tidak kerja)) ke bar ato makan-makan ngabisin gaji. Kalau disuruh lembur tiba-tiba, biasanya kesel-kesel sendiri di kantor. Biasanya kalo hari Senen, si bule tampangnya kusut, soalnya masih lama sampe hari Sabtu, pikirannya weekend melulu. Kalo hari Kamis, si bule males kerja,pikirannya hari Jumat melulu. Terus jalan-jalan gosip kiri kanan.
b) si Cina, abis kerja langsung pulang ke rumah, masak sendiri, nggak pernah makan diluar (saya sering ngajak dia makan, cuma tidak pernah mau, mahal katanya, musti simpan duit, kecuali kalo ada hari-hari khusus). Kalau disuruh lembur tidak pernah menolak, malah sering menawarkan diri untuk kerja lembur. Kalau disuruh kerja hari sabtu atau hari minggu juga pasti mau. Kadang-kadang dia malah kerja part-time (bukan sebagai pegawai penuh) di perusahaan lain untuk menambah uangnya.
c) saya sendiri, kalau disuruh lembur, agak malas juga kadang-kadang karena sudah punya rencana keluar pergi makan sama teman-teman kantor. Kadang-kadang ingin sekali pulang ke rumah karena di kantor melulu, cuma mau nggak mau mesti kerja (jadi kesannya terpaksa, nggak seperti si cina yg rela). Weekend paling malas kalau musti kerja.

*** Bos-bos juga biasanya suka sama orang Cina kalau soal kerjaan. Mereka soalnya pekerja yg giat dan tidak pernah bilang 'NO' sama boss. Dapat kerja juga gampang kalau mukanya cina, karena dipandang sebagai 'Good Worker'. Atau pekerja giat. Jarang sekali, kecuali penting sekali dia tidak bersedia kerja lembur. Dan kalaupun tidak bersedia lembur, biasanya dia akan datang sabtu atau minggu, atau kerja lembur besoknya.

RUMAH
a) Apartment si bule, wah bagus sekali. gayanya kontemporari. Penuh dengan barang-barang perabotan dan furniture mahal. Pokoknya gajinya pasti abis ngurusin apartment dia.
b) Apartment si cina, wah... kacau. Cuma ranjang satu, dilantai saja. Meja butut, dan dua kursi butut. TV nya kecil sekali, TV kabel saja tidak punya. Pokoknya sederhana sekali. Waktu saya tanya, dia bilang 'bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.' daerahnya pun bukan didaerah mahal, tempatnya di daerah kumuh dan kurang ada yg mau tinggal.
c) Apartment saya sendiri, yah lumayan, cuma istri saya suka juga merias rumah. Jadi apartment saya lumayan lah tidak seperti punya si Cina. Saya benar-benar salut dia bisa hidup begitu. Padahal duitnya di bank banyak. Gaji dia saja lebih tinggi dari saya karena lebih lama di perusahaan tersebut.

*** Setelah 10 tahun, biasanya si bule, orang item, masih tinggal di apartment atau baru ngutang beli rumah, si cina sudah bisa beli rumah sendiri. Karena nabung dengan giatnya, dan cuma beli yg penting-penting saja. Jadi uangnya ditabungkan sendiri.
*** Disini saja saya bisa lihat perbedaan-bedaan nyata, saya pertama-tama pikir, wah si Cina ini pelit amat. Masa duit banyak kayak begitu disimpan saja di bank. Dan kalau kita banding-bandingkan dengan sejarah orang-orang cina, kita akan tahu kenapa mereka (Cina) itu dalam long-range nya (jangka panjang nya) lebih maju dari pribumi di Indonesia, karena saya sempat bertukar pikiran dengan beberapa teman lagi orang Cina lainnya, orang India, orang Arab, orang Jerman, orang Amerika, dan orang Cina ini sendiri. Kita musti tau sejarahnya orang Cina ini.

2. Perbandingan antara sejarah kebudayaan cina dan Indonesia JAMAN DULU Bangsa cina adalah bangsa yg bangga dengan bangsanya, karena kebudayaan cina adalah salah satu kebudayaan yg tertua di dunia, hampir setahaf dengan Mesopotamia dan Mesir. Karena itu kebudayaan cina itu benar-benar menempel di sanubari nya. Susah sekali untuk melepaskan kebudayaan tersebut karena memang betul kebudayaan mereka itu hebat, terus terang, kalau kita bandingankan dengan kebudayaan kita (pribumi Indonesia) kita tidak bisa mengalahkan kebudayaan orang cina. Dan memang kebudayaan mereka sudah diakui dunia.

Menurut salah satu Journal of Archeology terkemuka di dunia, orang Melayu itu unsurnya lebih banyak mengarah ke bangsa Mongol atau Cina. Jadi bangsa Indonesia itu sebenarnya Cina, walaupun secara biologis dan evolusis, ada unsur-unsur dari India dan Arab di darah orang pribumi. Tetapi orang Indonesia (Melayu) itu sebenarnya genetik nya lebih dekat ke orang Cina.
orang cina itu sudah dari dulu 4000 tahun hidupnya diawang kesusahan terus (maksudnya rakyat kecilnya). Negara cina dari jaman dulu, katanya, sudah perang terus, rakyat kecil disiksa olah pemerintahnya sendiri, dan pemerintahnya berganti-ganti terus. Orang cina bisa dibilang salah satu bangsa yang tahan banting. Sudah biasa menderita, dan makin menderita, biasanya orang kan makin nekad dan makin berani, jadi semua jalan ditempuh, namanya saja mau hidup, bagaimana. Ini juga terjadi di Indonesia.

Karena negaranya sendiri, Cina, banyak masalah, mereka imigrasi kemana-mana. Mereka ada dimana-mana, teman saya orang item dari Nigeria dan Ethiopia (afrika) bilang disana pun ada banyak orang cina. Dan herannya. Cina-cina di Afrika pun sukses dan bisa dibilang tidak miskin.


DI INDONESIA
Di Indonesia sendiri, waktu saya masih tinggal diJakarta, saya bisa melihat perbedaan-perbedaannya, cuma waktu itu pikiran saya belum terbuka. Saya pernah buka punya teman orang cina di Senen buka toko kain. Di sebelahnya persis ada pak Haji yg juga buka toko kain. Setelah dua tahun, bisnis si cina makin maju, dan si pak Haji sebelah akhirnya bangkrut. Ternyata bukan karena si Cina main curang atau guna-guna si pak haji. Ternyata itu karena si cina, walaupun sudah untung, uangnya di simpan dan ditabung saja, untuk mengembangkan bisnisnya lagi. Dan dia dan istrinya makan telor ceplok saja Sedangkan si pak haji baru untung sedikit sudah makan besar di restoran karena gengsi sama keluarga nya.
Nah bukannya si pak haji ini salah ? Bukannya kita bisa lihat sendiri bahwa cina ini pikirannya lebih maju lebih melihat kedepan dan lebih tahan banting ? Saya kira ini adalah suatu hal yang bisa kita contoh dari si Cina ini. Mungkin kita tidak usah terlalu pelit seperti dia, tapi juga tidak usah gengsi-gengsian. Saya sudah bertemu dengan banyak orang dari negara yg berbeda-beda dan satu hal yg benar-benar nyata adalah orang yg TIDAK MEMBUAT KEPUTUSAN BERDASARKAN GENGSI biasanya NEGARANYA MAJU.

Coba saja lihat orang Hong Kong, orang Jepang, orang Inggris, orang Amerika, orang Jerman dan orang Singapore, mereka sudah maju sekali pemikirannya. Tidak seperti orang Indonesia. Kalau YA yah sudah bilang YA, kalau TIDAK yah bilang TIDAK. Jadi tidak tidak ada yg tidak enak hati. Kalau sudah lama tidak enak hati akhirnya berantem. Orang Indonesia sayangnya gengsinya tinggi sekali, tidak mau mengaku kalau memang salah atau harus merubah sesuatu yg jelek. Inilah kelemahannya. 

Di mata Internasional bangsa Indonesia sudah terkenal sebagai NAZI Jerman versi Asia Tenggara. Waktu perang dunia ke II bangsa Jerman sedang miskin karena mereka kalah perang dunia ke I, supaya rakyat tidak marah, si Hitler yg cerdik sengaja menyalahkan orang Yahudi yg memang kaya dan menguasai ekonomi Jerman. Dan orang Yahudi akibatnya dibantai dan tidak diperlakukan sebagai warga negara sendiri. Padahal mereka juga sudah lama tinggal di Jerman dan sudah merasa sebagai bangsa sendiri, walaupun mereka masih memegang kebudayaan mereka yg tinggi, sama seperti cina di Indonesia.

Di Indonesia anehnya, pribumi benci dengan cina tetapi bukan dengan orang Belanda atau orang Jepang. Kalau dipikir-pikir, si cina itu tidak salah apa-apa. Saya sebagai pribumi baru sadar akan hal itu. Belanda menyiksa bangsa Indonesia dan menguras harta bumi kekayaan Indonesia selama 350 tahun dan setelah pergi meninggalkan penyakit yg paling bahaya dan mendarah daging, yaitu korupsi, yg sampai sekarang juga menimbulkan krisis ekonomi setelah 53 tahun merdeka rupanya penyakit ini bukannya makin terobati, tetapi makan menusuk dan menular ke seluruh badan dan mental bangsa Indonesia.

Bangsa Jepang, cuma menguasai 3,5 tahun, tapi menyiksa bangsa Indonesia lebih kejam dari bangsa lain. Karena kalah perang, bangsa jepang, yah mau tidak mau sekarang musti menguasai dunia secara ekonomi tidak bisa lagi main angkat senjata. Anehnya kita sebagai pribumi malah benci dengan cina bukannya dengan Belanda atau jepang. Lucu sih. Semua bangsa lain (Korea, Cina, Burma, Vietnam, dan Afrika) benci dengan bekas penjajahnya bukan penduduk sesama yg telah hidup bertahun-tahun bersama-sama (yaitu cina kalau di Indonesia).
Salah apa si cina-cina ini, tidak salah apa-apa. Kenapa mereka kelihatannya buas dalam bisnis, tamak, dan rakus ? kenapa ? Karena mereka selama tinggal di Indonesia selalu diperlakukan sebagai orang luar dan di anak-tirikan. Coba bayangkan kalau anda-anda jadi cina, pasti anda-anda juga mau melindungi diri sendiri, siapa yg mau nggak makan besok ? atau mati ? Yah, kalau begitu, mereka jadi cerdik, agak licik, mengambil kesempatan dalam kesempitan, sampai akhirnya berhasil memegang ekonomi indonesia. Tapi mereka juga bekerja keras,JAUH.....SANGAT JAUH LEBIH KERAS DARI KITA YG PRIBUMI. Bukan cuma di Indonesia saja. orang cina sepertinya ditaruh dimana saja pasti sukses dan bekerja keras.

Mereka (cina) tidak menyerah pada nasib, dan selalu INGIN MENJADI DUA KALI LIPATKAN TARAF HIDUPNYA, kita yg pribumi, biasanya puas dengan keberhasilan kita dan malas malasan karena merasa sudah diatas angin. Bagi cina2 ini tidak berlaku, mau setinggi apa juga, pasti bisa lebih tinggi lagi. Kita saja yg bodoh, mau dengar omongan pemerintah yg brengsek dan mengkambing hitamkan cina. Karena mereka sendiri juga busuk tetapi takut ketahuan. Jadi mereka menggunakan cina sebagai tameng dan kambing hitamnya.

Gimana mau hidup sebagai negara yg maju coba ? Kalau tidak bersatu. Negara yg maju harus bisa hidup dengan tentram satu sama lain tidak perduli dengan warna kulit, agama, dan keturunan. Semuanya musti diakui sebagai satu bangsa. Contohnya Amerika, mau cari orang dari mana saja ada. Cuma mereka bersatu, dan mereka sadar tiap orang punya kejelekan masing-masing. Cuma tidak digembar-gemborkan, tapi dibicarakan dan dirubah. Yg bagus nya diambil, dan dipakai bersama-sama untuk memajukan negara. Tidak segan-segan, atau gengsi, kalau gengsi-gengsi maka tidak akan maju. Harus open (terbuka) dan mau menerima kesalahan dan musti mau berubah.

Tulisan diatas ditulis oleh seorang kawan saya orang asli Indonesia yg sekarang berada di USA. karena tidak muat dipost jadi 1 page dan tidak mau merubah originalitas tulisan ini, saya pecah jadi 2 post. teman-teman.. coba deh di renungkan lagi.. apa belum cukup pertentangan yg terjadi di bangsa kita? bangsa kita sudah cukup lemah. mestinya kita bersatu utk semakin kuat. bukan malah perang saudara. bukan kah terroris sudah cukup memanfaatkan kelemahan bangsa ini? mengapa terus saling bunuh? saling cemooh? dsb. Bukalah mata kalian lebar-lebar.. Lihat siapa yg sebenarnya BENAR. dan siapa yg sebenarnya SALAH!? coba deh dipikir lagi.

simak bagus kata-kata nya saudara ku...

Kami datang belakangan , awalnya kami datang dalam kemiskinan,

Anda sudah tiba sejak Generasi nenek moyang anda .

Kami duduk dibawah terik matahari menunggu dagangan kami,

disaat anda meminta bagian anda untuk uang "keamanan"

Kami mengayuh sepeda berjualan bakpao

disaat anda sedang menikmati makanan kesukaan anda.

Kami menghitung berapa kuat kami bisa menanggung beban dan berapa yg bisa kami tabung,

disaat anda menghitung apa yang bisa anda beli dengan uang anda.

Kami berusaha dan mencari apa yang bisa kami jadikan uang,

ketika anda sedang mencari barang apa yang bisa dibeli dengan uang anda.

Kami berhubungan dengan orang-orang yg berpengaruh agar kami bisa lancar mencari makan,

ketika anda sedang menikmati hidangan makan malam anda dimeja.

Kami berani menanggung resiko atas pinjaman2 dengan bunga tinggi,

disaat anda sedang merasa berpuas diri akan penghasilan rutin anda

Kami rela makan nasi sekali sehari demi masa depan,

disaat anda menuntut makan 3 kali sehari.

Kami mengirit dan rela menggunakan pakaian ala kadarnya,

disaat anda menggunakan pakaian mewah buatan Perancang & Butik terkenal

SETELAH BERPULUH TAHUN BERLALU ....

Kami menikmati apa yang telah kami perjuangkan,

disaat anda mengumpat dan berkata " sialan, lu nguasain negara gueee "

Kami menikmati liburan setiap tahun ke luar negeri bersama keluarga

Untuk melihat indahnya alam ciptaan Tuhan,

disaat anda ribut akan kenaikan harga sembako.

Kami bersyukur atas hasil kerja keras kami,

disaat anda sedang sibuk mengutuki negeri ini dan berdemo anarkis merusak negeri ini.

Kami berjalan menyisir pantai, melihat tenggelamnya matahari ,

ketika anda melihat matahari tenggelam dari jendela tempat kerja anda.

Kami melakukan pesta syukuran keluarga karena ada anggota keluarga kami yang pergi menuntut ilmu ke Luar Negeri,

ketika anda sedang pusing memikirkan bagaimana menyekolahkan anak anda.

Kami menikmati dan bercerita tentang bagaimana indahnya hidup ini,

ketika anda bercerita tentang susah dan pahitnya hidup ini.

Kami berpikir besok mau makan apa,

ketika anda berpikir apa besok bisa makan.

Saat kami menikmati puncak kesuksesan,

anda menyalahkan kami atas kemiskinan anda.

Saat kami masuk ke pintu ruang pabrik kami,

anda datang minta bagian atas apa yang telah kami perjuangkan

Kami tahu sebagian dari anda menganggap kami hanya pendatang,

tapi kami tahu bagaimana membuat hidup ini menjadi lebih berarti,

kami telah tunjukan bagaimana kami berjuang lebih keras dalam hidup ini.

Kami tahu sebagian dari anda menanggap kami ini hanya numpang,

tapi kami telah tunjukan bahwa kami bukan penumpang gelap yang tak membayar,

kami telah tunjukan bahwa kami adalah juga pejuang yang gigih,

bahkan banyak dari kami juga telah ikut berjuang bahu membahu dengan para pejuang lain.

Kami ini adalah turunan pengusaha ulet yang menganggap uang bukan jatuh dari langit, tapi harus dibayar dengan keringat dan kadang dengan darah maupun air mata.

Tapi anda mengutuki kami, mengapa negeri ini penuh dengan keturunan kami yang sukses,

Banyak dari anda yang mengiri akan kesuksesan kami.

Kami bukannya sombong dan kami sama sekali tidaklah membenci anda,

tapi kami hanya ingin hidup seperti apa yang nenek moyang kami ajarkan,

" JANGAN PERNAH MEMINTA, TAPI BERUSAHALAH "

Bukan kami tak mencintai Negeri ini, percayalah Hati kami telah tertaut dan milik Negeri ini

Kami ini ditakdirkan lahir di Negeri ini , mencari hidup dan ingin mati di negeri ini.

Tapi sebagian dari anda membenci kami dan bahkan ingin menyakiti kami .

Percayalah kami ini hanya berkorban , kami hanya berbuat yang terbaik untuk anak-cucu kami

Kami ini berjuang dari kemiskinan untuk mencapai kemakmuran,

kami ini tidak meminta dengan gratis, kami membayar apa yang harus kami bayar,

kami orang Cina.

Meski kami kenyang tapi kadang tidur kami tak nyenyak, kami dalam ketakutan ,

Takut diserbu dan kembali disakiti, Kami dihantui mimpi buruk ,

nyawa bisa hilang dan rumah pun bisa jadi abu,

kadang kami merasa berdiri diatas Bom Waktu yang bisa meledak setiap saat.

Kami telah terlahir di Indonesia, kebanggaan dan Tumpah Darah kami tentulah Indonesia.

jangan tanya Tuhan kenapa kami dilahirkan disini ,

Jangan lagi bicara sipitnya mata kami ,

jangan lagi bicara kuningnya kulit kami,

jangan lagi masalahkan kesukuan kami ,

karena Tumpah Darah kami tetaplah Indonesia

karena Minum kami adalah air Indonesia ,

makan kamipun juga nasi Indonesia

Maka Darah kami pastilah juga Darah Indonesia.


Best Regards.