Rabu, 13 Agustus 2014

Flashback About Qing Shan

Ting-Tong-Ting-Tong
Blackberry saya berbunyi saat saya sedang sibuk di kantor dengan kerjaan yang menumpuk.

"Siapa gerangan yang mengirimkan pesan?" pikirku.

Dengan cepat kuraih gadget kado ulang tahun dari Papa & Mama pada tahun 2012 itu dan kulihat notifikasi di layarnya.

Ada Blackberry Messenger yang masuk.

Tanpa berpikir lagi karena terburu-buru dengan kerjaan, langsung saya buka isi dari BBM tersebut & terpampanglah sebuah gambar dengan pesan singkat di sebelahnya. BBM tersebut dikirim dari seorang teman seperjuangan yang sekarang juga telah menjadi seorang "veteran" seperti saya. Mariana, itulah namanya. Seorang Ibu rumah tangga dengan 2 anak laki-laki (akan segera menjadi 3 anak laki-laki) yang tangguh karena sanggup mengurus kedua anaknya seorang diri plus mengurus bisnis onlinenya, sementara suaminya juga bekerja.

Gambar & pesan yang dikirimnya membuat saya menghentikan pekerjaan dan termenung sesaat, mengenang kisah lama. Sebuah kisah manis yang memang pantas untuk dikenang selamanya dan tidak akan pernah terlupa. Kisah tersebut ibarat semangkuk sup herbal, ada rasa manis & pahitnya, namun sangatlah berkhasiat.

Ia mengirimkan gambar sekelompok muda-mudi, lebih tepatnya kelompok tari, yang sedang "on-action" di atas sebuah panggung dengan kostumnya masing-masing. Wajah seluruh anggotanya tampak begitu ceria, penuh dengan semangat & kebahagiaan. Wajah saya terpampang sebagai salah satu anggotanya, dengan ekspresi yang begitu bahagia, sebuah ekspresi yang sangat dirindukan.

Bukan berarti saat ini saya tidak bahagia, namun kebahagiaan yang terpancar dalam gambar tersebut adalah wujud kebahagiaan seorang "pejuang" yang berjuang bersama dengan kelompoknya demi sebuah misi suci yang bersifat universal. Bukan berjuang dengan senapan, bukan berjuang dengan meriam, bukan berjuang bom, apalagi berjuang dengan bambu runcing, melainkan berjuang dengan tarian.

Berjuang dengan tarian? Ah yang beneeeeeeer . . . . .

Iya, memang benar. Kami berjuang dengan tarian, dan misi yang kami perjuangkan bukanlah mengenai perebutan negara, pengambilalihan kekuasaan, maupun berjuang mempertahankan penjajahan dari negara lain, melainkan berjuang untuk menyadarkan jiwa-jiwa dalam setiap insan untuk lebih mencintai, mengasihi, menghargai, dan melindungi setiap kehidupan. Bukan hanya kehidupan pribadi saja, tetapi kehidupan setiap makhluk & alam, melalui lirik-lirik lagu yang keseluruhannya bercerita mengenai penyadaran terhadap diri sendiri dan keindahan alam semesta. Kami memang tidak sama seperti penari lainnya yang lebih mengutamakan pada teknik tarian semata, teknik tarian bukanlah yang utama di dalam tim tari kami (meskipun kami tetap menerapkan teknik dalam menari), yang utama dan terutama dalam tim kami adalah bagaimana caranya agar bisa menyampaikan misi tersebut melalui tarian sehingga penonton bisa menangkap apa yang hendak kami sampaikan, bukan hanya sebagai hiburan bagi mata, istilah lainnya eye-candy. Hal ini agak sulit, tetapi dengan semangat para anggota tim hal ini bukanlah hal yang mustahil.

Cukuplah sampai disitu mengenai misi tarian dan bla, bla,bla lainnya, biarkanlah itu tetap menjadi "urusan dapur" anggota tim yang tidak perlu digembar-gemborkan.

Kembali pada gambar yang dikirimkan oleh Mariana, membuat saya rindu pada masa-masa dulu ketika sedang aktif sebagai seorang penari atau bahasa yang lebih kerennya sebagai seorang dancer. #kibas poni
Yang namanya masalah ataupun kesulitan pastilah tetap ada di dalam kehidupan manusia, karena hanya orang mati yang tidak memiliki masalah duniawi -coz they don't belong to this world anymore-, demikian juga kehidupan di dalam tim. Segalanya ada di dalam tim, sama seperti capcay ataupun rujak, ada canda, tawa, tangis, marah, sedih, geli, kasih, bahkan sampai cinta. Cinta???? yah cinta, tapi itu adalah urusan orang dewasa, biarlah anak kecil yang sedang membaca artikel ini tidak terlalu jauh berpikir mengenainya (hush, belajar gih!).

Di dalam tim, kami tumbuh bersama, kami berkembang bersama, kami melangkah bersama, kami menjalankan misi bersama, kami saling menguatkan apabila ada anggota yang putus asa, kami mengarungi suka-duka bersama sebagai sebuah kesatuan yang utuh & kokoh, bahkan kami pernah nyebur ke kolam besama & mandi hujan bersama (sampai di point ini . . . . . "QING SHAN, I BLOODY MISS YOU ALL !!!!!!" #tearsburst)

Hening sejenak . . . .

Tenang . . . . . . . . . .

Mari lanjut.

Gambar yang dikirimkan tersebut cukup banyak mengorek kenangan lama setelah hampir 5 tahun menjadi almamater bagi tim tersebut dengan masa aktif dulunya sekitar 6 tahun. Ditambah lagi dengan pesan disamping gambar tersebut yang berbunyi :

"Kapan kita bisa seperti ini lagi?"

Saya pun mengetikkan balasan pada tombol qwerty gadget hitam saya.

"Jika anakku sudah berumur 10 tahun & ada panggilan untuk reunion-comeback-show, saya pasti akan kembali"

"Saya juga he..he..he.." balasnya cepat.

Sebelumnya saya juga sudah mendapatkan konfirmasi dari beberapa "veteran" yang menyatakan akan kembali menunjukkan aksinya bersama jika memang ada reunion-show. Semoga saat itu otot-otot, sendi-sendi, dan tulang belulang saya masih bisa diajak untuk bernegosiasi sebagaimana layaknya saat masih muda dulu #tiba-tiba merasa tua

Argh, BBM singkat tadi cukup banyak menyita waktuku.
Dengan cepat kukembalikan Berry Hitam tersebut ke pembaringannya di dalam laci & segera melanjutkan kesibukan yang tertunda. Semoga kerjaannya bisa dikebut hari ini.

Kenzie Goes To School

Thursday, 07 August 2014

Hari ini adalah hari pertama Kenzie menjalani kehidupannya sebagai anak sekolahan. Memang masuknya agak telat dikarenakan pada rencana awalnya Mommy & Daddy akan memasukkan Kenzie ke sekolah pada awal tahun 2015 biar gak kelamaan di sekolahan sehingga banyak masa bermainnya, lalu kenapa masuk di August 2014? Begini ceritanya.

Pada pertengahan bulan Juli, saat itu Mommy masih cuti, Daddy & Mommy iseng-iseng pergi ke sekolahan untuk menanyakan informasi mengenai tata cara pendaftaran murid baru, sistem pendidikan, dan lainnya. Oleh kepala sekolah disarankan untuk langsung masuk saja karena kalau masuk di awal 2015 sudah ketinggalan mata pelajarannya sebanyak 1 term. Setelah dipikir-pikir, sepertinya 1 term tuh lumayan jauh juga yah. Dengan demikian maka Mommy & Daddy memutuskan untuk mempercepat memasukkan Kenzie ke sekolah saja, lagipula Kenzie yang masih berumur 2 tahunan diizinkan untuk masuk ke kelas untuk anak umur 3 tahunan (logikanya, Kenzie akan lebih cepat belajar dibanding anak seumurannya). Berhubung sudah mau dekat libur Lebaran, maka masuknya setelah selesai libur Lebaran saja. Yah, ada bagusnya juga sih sehingga Mommy & Daddy sempat mempersiapkan segala keperluan sekolahnya (beli tas sekolah 2 unit :D). Sebelum mulai masuk sekolah Kenzie sudah dibawa ke taman bermainnya untuk bermain ayunan, dan lain-lain supaya membiasakan Kenzie dengan suasana sekolahan & membangun image positif mengenai sekolah pertamanya. Kelak, taman bermain inilah yang akan menjadi motivasinya untuk pergi ke sekolah dengan semangat.

Hari Pertama Sekolah (1st Day Trial)
Kenzie menangis sejadi-jadinya saat ditinggal Mommy keluar sebentar untuk kembali check log di kantornya, padahal saat itu Daddy juga menemani Kenzie di dalam kelas. Alhasil Kenzie memilih untuk menunggu Mommy diluar kelas bersama dengan Daddy yang memegang sapu tangan yang 90% penuh dengan ingus Kenzie, setelah Mommy kembali barulah Kenzie mau masuk kelas & mengikuti pelajaran hingga selesai.

Hari Kedua Sekolah (2nd Day Trial)
Setelah dinasehati Mommy saat masih di rumah, hari ini sudah agak mendingan. Meskipun masih menangis tetapi tetap mau tinggal di dalam kelas dengan ditemani Daddy & kali ini hanya menangis sebentar saja. Tangisannya kembali meledak saat Daddy mencoba untuk meninggalkannya sendiri di dalam kelas & menunggunya di luar kelas, ternyata Kenzie masih belum siap untuk ditinggal sepenuhnya. Dalam hal mengikuti pelajaran, hari ini Kenzie masih individualis alias sibuk sendiri, tidak mengikuti arahan gurunya.

Hari Ketiga Sekolah (3rd Day Trial)
Hari ini lebih baik dari dua hari sebelumnya, karena Kenzie sama sekali tidak nangis saat ditinggal Mommy (Daddy tetap mendampingi di dalam kelas). Memang ada menunjukkan raut wajah sedih seakan hendak menangis, tetapi tidak menangis. Gooooood . . . .

Hari Keempat Sekolah (1st day as Official Student)
Hari ini Kenzie kembali meneteskan air matanya saat ditinggal Mommy, tetapi cuma merengek tidak menangis. (Sebentar doang koq). Kenzie juga sepertinya sudah mulai bisa mengikuti arahan gurunya di dalam kelas & ikut beraktivitas seperti murid-murid lainnya. Masih sama seperti sebelumnya, Daddy tetap setia mendampingi di dalam kelas hingga Mommy kembali.

and Kenzie's school life begin . . . .

Note : Setiap pulang sekolah, Kenzie tetap harus singgah terlebih dahulu untuk bermain di taman bermainnya.