Saudara
- saudariku . . .
Masih ingatkah
dirimu akan tempat itu?
Tempat yang
dulu pernah kita bangun dengan mencurahkan segala perhatian & semangat yang
tiada henti.
Tempat
dimana saya, Anda, dan saudara-saudari seperjuangan kita untuk kembali.
Sebuah
tempat yang hangat, tempat dimana kita senantiasa diterima dengan uluran tangan
yang penuh kasih.
Sebuah
tempat yang akan selalu menampung seluruh tumpahan isi hatimu hingga tak
bersisa, hingga dirimu merasa lega.
Di tempat
itu . . .
Seorang Ibu
senantiasa menunggu kita untuk dapat berkumpul kembali, dan bercengkrama
bersama seperti dulu.
Pelukan
yang hangat, tepukan ringan di pundak, punggung untuk bersandar, dan berjuta
harapan, akan senantiasa ada di sana untukmu.
Di tempat itu . . .
Masih
terkenang jelas dibenakku, bagaimana repotnya Ibu membimbing kita dulunya.
Membimbing
anak – anaknya yang nakal, usil, dan penuh ego, hingga kini menjadi anak – anak
yang sangat dibanggakannya, sangat dikasihinya, sangat dirindukan olehnya.
Tempat itu adalah Rumah kita . . .
Kini . . .
Penghuni
tempat itu telah bertambah, rumah itu sudah menjadi lebih besar.
Banyak
adik-adik kita, bibit baru kita, generasi penerus kita , yang masih memerlukan
bimbingan, dan tuntunan dari kita, agar
mereka dapat semakin bertumbuh, semakin berkembang, sebagaimana Ibu sering
mengayomi kita dulunya hingga kita bertumbuh & berkembang menjadi lebih
kokoh.
Kini . . .
Ibu sudah semakin
tua, stamina & kekuatannya pun tidaklah seperti dulu.
Sekarang
saatnya kita yang meneruskan tugas Ibu untuk membimbing adik-adik kita, agar
mereka dapat bertumbuh kokoh & meneruskan tugas untuk membimbing generasi
penerus mereka kelak.
Demi adik –
adik kita . . .
Penghuni
rumah yang dulunya merantau & bergulat dengan berbagai kesibukannya, satu –
persatu kini telah mulai kembali berkumpul.
Kembali ke
rumah, kembali kepada Ibu, kembali untuk adik – adiknya.
Namun . . .
Anggota
keluarga kita belum lengkap tanpa kehadiran dirimu.
Ibu
merindukanmu, kami merindukanmu, rumah kita merindukanmu.
Kembalilah
. . . , kami menunggumu.
Saya
menunggumu.
PS : Rumah yang kita bangun bukanlah sebuah
masa lalu
Ibu yang senantiasa mengayomi kita bukanlah sebuah masa lalu
Saudara – saudari yang berjuang bersamamu bukanlah masa lalu
Misi yang pernah kita emban bukanlah masa lalu
Bagi kami, keberadaan dirimu bukanlah masa lalu
Tidak ada sesuatu yang menjadi masa lalu
Tidak ada seorangpun yang menjadi masa lalu
Semua itu akan tetap ada
Dan selalu akan ada
Selamanya tetap ada
Tidak ada sesuatu yang menjadi masa lalu
Tidak ada seorangpun yang menjadi masa lalu
Semua itu akan tetap ada
Dan selalu akan ada
Selamanya tetap ada
Janganlah menyiksa dirimu,
berikanlah kesempatan bagi dirimu sendiri.
Kami yakin dan percaya . . .
Dirimu adalah pemenang kehidupan
Tidak ada masalah yang sanggup
meruntuhkan kekokohanmu
Dirimu hanya butuh waktu untuk
bertenang
Setelah itu, kami yakin dirimu
akan segera bangkit & melangkah
Kami yakin bahwa dirimu bisa
melaluinya
Ingatlah . . , kami akan selalu
ada untukmu
SELALU . . . ADA . . . UNTUKMU .
. .
Janganlah lupa, dirimu memiliki tempat untuk kembali.
Berikanlah kesempatan bagi dirimu
sendiri – Give yourself a chance.
Anak-anak Ibu yang telah kembali ke Rumah (Kami menunggumu) |