Minggu, 16 Agustus 2009

Intuisi untuk Tim Tari


Pertama-tama perkenankanlah saya untuk memperkenalkan diri.
Nama saya Chandra dari Tim Qing Shan, atau lebih dikenal dengan nama CaBe
Kenapa CaBe? Silahkan cari tahu sendiri di dalam tim hehehe

Saya bergabung di dalam tim sejak tahun 2005 dimana pada saat itu ada pengumuman mengenai audisi peserta tim yang akan mewakili Pekanbaru untuk tampil di Festival Seni dan Budaya di Maha Vihara Duta Maitreya, Batam dan xxLMcb, saya terpilih untuk menjadi bagian dari tim tersebut, dan tim inilah yang dikemudian hari menjadi cikal bakal terbentuknya beberapa tim yang baru seperti sekarang ini.

Pada saat itu di dalam tim hanya beranggotakan 18 personil, 9 cowok & 9 cewek, dan seiring berjalannya waktu hingga saat ini telah terbentuk 4 tim dengan jumlah anggota yang tidak kurang dari 70 personil, dimana para anggotanya berasal dari berbagai latar belakang, ada yang berasal dari pelajar mahasiswa, pekerja, dan juga ada yang berasal dari abdi vihara.

Sebelum bergabung dengan tim, saya adalah tipikal orang yang individualis dan perfeksionis. Saya melakukan dan menyelesaikan segala sesuatu sendirian meskipun di sekeliling saya banyak teman yang bisa ikut membantu kalau dimintai pertolongan. Seringkali saya tidak menganggapi apa yang terjadi di sekitar saya selama itu tidak berhubungan dengan diri saya, kalaupun ada itu cuma ala kadarnya. Bahasa gaulnya sih Gaya Cuex Beibeh. Hehehe
Karena sikap individual yang didukung oleh tipe perfeksionis inilah maka saya berusaha mempelajari segala hal dan segala keterampilan agar saya dapat melakukan dan mengatasi masalah saya sendirian, dan sikap ini juga yang menantang saya saat pertama kali saya membaca pengumuman audisi anggota tim tari tersebut.

Saya mendapat begitu banyak pelajaran yang berharga di dalam tim, dan saya juga merasakan banyak perubahan yang terjadi pada diri saya mulai dari rasa tanggung jawab, rasa peduli terhadap sesama, team work, kepercayaan diri, keceriaan, serta keberanian untuk mengekspresikan diri. Tetapi dari semua itu, pelajaran yang paling berharga yang saya dapatkan di dalam tim adalah mengenai kecintaan terhadap alam semesta, karena di dalam tarian tidak hanya menampilkan gerak tari yang memukau saja melainkan lirik dari lagu yang mengandung pesan-pesan cinta alam.


Banyak kenangan indah yang saya dapatkan sejak mulai bergabung di dalam tim hingga saat ini. Tidak ada engkau, aku dan dia di dalam tim, semuanya adalah satu kesatuan ibarat saudara kandung, kami berjuang bersama, menangis dan tertawa dalam kebersamaan., kami saling mendukung satu sama lain, saling membesarkan hati masing-masing, segala keberhasilan dan kegagalan kami rasakan bersama. Keringat, darah, dan air mata telah kami curahkan selama proses pembelajaran ini yang kelak akan menjadi kenangan yang sangat pantas untuk dikenang hingga akhir hayat. Sungguh sebuah kenangan yang teramat indah, yang sulit diungkapkan dalam kata-kata.

Semua perjuangan ini kami lakukan dan kami jalani hanya untuk satu tujuan yaitu membesarkan tim yang akan menjalankan misi Buddha Maitreya, membawakan pesan kasih semesta kepada masyarakat luas demi terwujudnya Bumi Suci Sukhavati.

Selama di dalam tim, kami mendapatkan banyak bimbingan, pengarahan, dan masukan yang berharga dari para Pandita, para Fo Yuan, baik yang berasal dari Pekanbaru sendiri ataupun yang berasal dari luar daerah. Para Pandita dan para Fo Yuan senantiasa berwelas asih memberikan pencerahan kepada kami agar menjadi lebih bijaksana.

Sejenak kita melihat pergaulan muda –mudi sekarang ini sangatlah tidak sehat dan sudah berada dalam taraf degradasi moral. Narkoba, minuman keras, dan gaya hidup bebas sudah mulai mencemari generasi muda sekarang ini sehingga tidak lagi menjunjung tinggi moral, etika dan nilai-nilai kehidupan. Seperti inikah generasi baru yang diharapkan oleh dunia? Sebuah generasi yang lebih memilih hura-hura dan kenikmatan duniawi yang sesaat dan pada akhirnya menyesal seumur hidup dibandingkan dengan menghasilkan prestasi dan kreasi yang akan dikenang selamanya.

Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri dan merupakan masa yang paling rentan terhadap pengaruh lingkungan sekitar. Jika bergaul di lingkungan yang baik maka ia akan tumbuh menjadi orang yang baik, sedangkan jika bergaul di lingkungan yang tidak sehat maka ia akan tumbuh menjadi orang yang tidak baik. Hal ini juga menjadi salah satu landasan pemikiran dalam mendirikan tim tari. Daripada muda-mudi terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak sehat seperti pergi ke Diskotik dan akhirnya terjerumus ke dalam narkoba lebih baik ikut tim tari di Vihara. Selain bisa mengekspresikan kreativitas melalui tarian, kita juga senantiasa dibimbing sehingga tetap berada di jalan yang benar.

Tarian yang dibawakan di dalam tim bukanlah hanya berfungsi sebagai ajang untuk hura-hura atau menghabiskan waktu, tetapi tarian ini adalah tarian yang membawakan kabar sukacita Maitreya bagi semua penonton. Tarian ini benar-benar diberkati oleh Buddha Maitreya, jadi tarian ini tidak sama dengan tarian-tarian yang ada diluar sana. Saya membuktikan sendiri berkat dari Lau Mu dan Buddha Maitreya di dalam tim tari.

Ketika itu hari Selasa tanggal 12 Agustus tahun 2008 saat kami semua sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan diri untuk menghadapi Festival INLA yang diselenggarakan di Medan, saya mendapat kabar dari kantor bahwa minggu depan akan ada kunjungan dari pimpinan kantor pusat ke Pekanbaru yang berarti bahwa mereka akan datang antara tanggal 18 – 23 Agustus 2008. Tentu kabar ini membuat saya kaget karena pada tanggal 17 Agustus saya akan berangkat bersama tim ke Medan hingga tanggal 24 Agustus, sedangkan pada tanggal 19 ada acara peresmian Maha Vihara dan pada tanggal 20&21 ada acara Festival INLA. Dengan demikian berarti jadwal kunjungan pimpinan kantor pusat berbentrokan dengan jadwal saya ke Medan, sedangkan tujuan pimpinan kantor pusat ke Pekanbaru adalah untuk melakukan survei bersama saya. Apa yang terjadi saat beliau tiba di Pekanbaru tetapi saya tidak berada di tempat? “Wah, bisa berabe nih” pikir saya. Jika pimpinan kantor pusat mengatakan akan datang pada minggu depan berarti beliau pasti akan datang pada minggu depan. Jadwal kerjanya sudah ter-schedule.

Selama beberapa hari pikiran saya terbebani oleh jadwal kedatangannya, makan tak enak, tidur tak nyenyak. Akhirnya saya pasrahkan diri saya kepada pengaturan Lau Mu dan Buddha Maitreya. Setiap malam saya bersujud memohon petunjuk dan pengaturan dari Lau Mu dan Buddha Maitreya agar memberkati langkah saya karena saya akan menjalankan misi suciNya. Hari yang ditentukan telah tiba, saya bersama tim berangkat ke Medan dengan penuh jiwa yang pasrah pada pengaturanNya. Istilahnya, apa yang terjadi, terjadilah. Saya siap menerima semua pengaturanNya. Semua aktivitas di Medan berjalan dengan lancar, dan pada tanggal 22, saat seluruh anggota tim INLA berwisata ke Parapat, saya menerima telepon dari kantor yang mengatakan bahwa pimpinan pusat tidak jadi datang ke Pekanbaru & diganti menjadi minggu depannya lagi. Wah, saat itu saya langsung mengucap syukur terima kasih kepada Lau Mu & Buddha Maitreya. Tanpa pengaturanNya tidak mungkin mukzizat seperti ini bisa terjadi. Dari kejadian tersebut saya semakin yakin bahwa tarian ini bukanlah sembarang tarian melainkan memang diberkati oleh Buddha Maitreya karena kita membawa misiNya.

Demikianlah intuisi dari saya, dan saya memiliki pesan untuk teman-teman semua. Bukalah mata lebar-lebar di dalam pergaulan, pandai-pandailah membawa diri sehingga tidak terjerumus kedalam hal-hal negatif yang akan mengakibatkan penyesalan dikemudian hari. Kami juga membuka pintu lebar-lebar bagi teman-teman yang berminat untuk bergabung ke dalam tim tari. Bersama-sama mewartakan kabar sukacita Maitreya melalui tim yang solid.

Xie Xie Che Bei

Minggu, 19 April 2009

Renungan untuk Hari Ibu (International)



Selama 9 bulan seorang Ibu mengandung anaknya
Selama 17 tahun seorang Ibu membesarkan anaknya
Selama seumur hidup seorang Ibu senantiasa mendoakan anaknya
Teman, pernahkan terpikirkan oleh kita penderitaan yang dialami oleh seorang Ibu demi buah hatinya. Ketika sedang berada di dalam kandungan, Ibu senantiasa menjaga kita dengan penuh hati-hati, menjaga setiap nutrisi yang masuk agar kelak kita tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan cerdas. Dengan semakin bertambahnya usia kehamilan, maka berat kandungan juga semakin bertambah. Tentunya ini akan mengakibatkan aktivitas sang Ibu menjadi terganggu, tetapi sang Ibu tidak pernah mengeluh.
Ketika akan melahirkan kita, seorang Ibu harus berjuang antara hidup dan mati mempertaruhkan nyawanya. Menahan rasa sakit dan melawan rasa takut demi kehadiran buah cintanya ke dunia ini. Jika kita pernah melihat proses persalinan (tentunya secara normal, bukan caesar) maka akan terasa betapa menyakitkan dan menakutkan, tetapi sang Ibu tidak pernah mengeluh.
Ketika kita masih bayi, sang Ibu senantiasa menjaga kita dari pagi hingga kembali pagi. Tidak sedikitpun perhatian sang Ibu terlepas dari bayinya, meskipun sang Ibu harus mengorbankan waktu tidurnya karena anak bayinya yang kerap kali menangis dikala lapar. Karena rasa lelah selama menjaga bayinya menyebabkan pudarnya kecantikan sang Ibu, tetapi Ibu rela dan tidak pernah mengeluh.
Ketika kita memasuki usia balita hingga menuju remaja, Ibu senantiasa memberikan yang tebaik bagi anaknya. Tidak peduli bila dirinya kekurangan, yang penting anaknya harus mendapatkan yang terbaik. Pada masa ini sang Ibu harus menghadapi berbagai tingkah polah dan kenakalan anaknya mis. malas sekolah, bertengkar dengan anak tetangga, dan berbagai kenakalan lainnya. Tidak jarang sang Ibu harus mengalami rasa sedih karena ulah anaknya, tetapi sang Ibu tidak pernah mengeluh.
Ketika kita memasuki usia remaja, sang Ibu senantiasa mengkhawatirkan anaknya karena pada masa ini anaknya sedang mengalami masa pencarian identitas diri sehingga apabila salah di dalam pergaulan maka akan mencelakakan anaknya. Pada masa remaja ini, jiwa seorang anak sedang labil sehingga mudah terpengaruh pergaulan dan lingkungan. Karena itu, seorang Ibu tidak henti-hentinya membimbing anaknya agar senantiasa berjalan di jalur yang benar walaupun kadang kala mendapatkan perlawanan dari anaknya karena menganggap ideologinya berbeda. "Mama kolot, sekarang tidak zamannya lagi. Begini, begitu, begini, begitu, blablablabla...", kalimat itu juga sering terlontar dari mulut anaknya tanpa pernah memikirkan perasaan dan kekhawatiran Ibunya. Tetapi sang Ibu tetap setia untuk membimbing anaknya dan tidak pernah mengeluh.
Ketika anaknya sudah menginjak masa dewasa, sang Ibu mulai mengkhawatirkan anaknya termasuk mengkhawatirkan pasangan hidup anaknya kelak. Apakah anaknya mengalami kesulitan dalam hidup, apakah anaknya akan mendapatkan istri yang baik, apakah anaknya baik-baik saja di luar sana, dan lain sebagainya. Segala masalah yang dihadapi oleh anaknya akan turut menjadi beban pikiran bagi sang Ibu, tetapi sang Ibu tidak pernah mengeluh.
Ketika anaknya sudah berkeluarga dan memiliki anak, maka sang Ibu kembali direpotkan karena harus ikut menjaga cucunya karena anak dan menantunya bekerja (zaman sekarang wanita lebih suka berkarier daripada diam di rumah). Pada masa ini juga seorang Ibu senantiasa merasa kesepian karena perhatian anaknya lebih tercurah pada keluarga yang telah dibina, belum lagi jika anaknya durhaka atau menantunya tidak baik. Rasa sakit yang dialami sang Ibu akan menjadi semakin perih dan menyayat kalbu. Tetapi sang Ibu tetap saja tidak pernah mengeluh dan senantiasa berdoa demi keselamatan dan kebahagiaan anaknya.
Sobat, coba renungkan sejenak..
Hingga saat ini apa yang telah Anda berikan kepada Ibu Anda untuk membalas budi jasanya ?(meskipun Ibu tidak pernah mengharapkan balasan apapun dari anaknya)
Pernahkah Anda memikirkan penderitaan yang dialami oleh Ibu selama Anda masih berada di dalam kandungan hingga saat ini ?
Pernahkah Anda menyertakan kebahagiaan, kesehatan dan umur yang panjang bagi Ibu di dalam setiap doa Anda ? Bagus kalau Anda pernah melakukannya, tetapi berapakah rasionya jika dibandingkan doa untuk diri Anda sendiri ?
Sobat, dalam beberapa hari ke depan kita akan merayakan Mother's Day. Jadikanlah artikel ini sebagai renungan untuk diri kita masing - masing.
Ingat, surga ada di telapak kaki Ibu dan seorang Ibu tidak akan pernah berhenti berdoa bagi anaknya hingga nafas terakhir.

HAPPY MOTHER'S DAY

Sabtu, 18 April 2009

W-A-N-I-T-A (my big mystery)

Apa yang pertama kali anda bayangkan saat membaca ataupun mendengar kata "WANITA" ?
Indah ? Anggun ? Cantik ? Menawan ?
Boleh, bisa saja . . dan mungkin sebagian dari Anda akan membayangkan dari sisi sensualitas juga. Tak masalah, itu sah-sah saja karena merupakan pendapat anda yang tidak boleh saya interupsi.
Lalu apa yang anda bayangkan ketika pertama kali membaca judul di atas ?
Penasaran ? Tentu saja . . .

     Bagaimana jika saya mengatakan bahwa wanita adalah makhluk yang tampak indah pada bagian luarnya tetapi sangat rumit dan rapuh di dalamnya ? Ada yang complain ? Boleh-boleh saja, itu wajar karena setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda dan saya menghargai itu
(but hey ! Ini adalah blog saya dan juga merupakan sarana pribadi saya untuk menumpahkan segala uneg" maupun pemikiran saya seperti yang telah saya postingkan pada blog Introduce. Jadi apapun pendapat saya di sini adalah merupakan bagian dari pemikiran dan uneg" saya yang juga tidak boleh diinterupsi)

Mengapa saya mendefinisikan wanita seperti yang demikian ?
Karena dari hari Sabtu kemarin hingga hari ini (mungkin besok & beberapa hari ke depan juga) saya mengalami masalah dengan wanita, lebih tepatnya dengan perasaan wanita dan wanita itu tak lain dan tak bukan adalah (edited for privacy.red)

     Sampai hari ini saya tidak mengerti mengapa wanita lebih memilih untuk menyimpan masalah daripada merundingkannya bersama, padahal saya juga sebagai orang yang ikut terlibat dan memiliki andil dalam masalah ini. Memang sih ini masalah antar individual 2 insan yang cukup kompleks. Jika ada kata bijak yang berbunyi "Janganlah pernah menebak isi hati (perasaan) Wanita, tetapi langsung tanyakan saja. Karena isi hati Wanita lebih dalam dari samudera yang terdalam dan juga menyesatkan bagai labirin", lantas mengapa para Wanita lebih suka menyembunyikan perasaannya dan mengharapkan agar pria bisa menebak isi hatinya ?

     Ok . . , Ok . . , wanita memang makhluk introvert yang tidak bisa dengan gamblangnya mengekspresikan isi hati / perasaannya dibandingkan dengan pria yang bisa dengan gampangnya mengekspresikan diri.
Berpegang pada kata bijak di atas, saya telah mencoba untuk menanyakan isi hatinya secara langsung tetapi wanita tersebut enggan untuk memberikan jawaban. Pretending everything is under control, tetapi meskipun demikian raut wajahnya telah mengirimkan impulse sinyal yang dapat dengan mudahnya ditangkap oleh saya. Saya tahu masalahnya mempunyai kaitan dengan diri saya, maka demi meringankan bebannya saya mencoba untuk menebak isi hatinya. Tetapi sayang . . . , saya gagal . . . . , saya tidak berhasil menjangkau isi hatinya, malah menginjak ranjau yang tersebar disekitar isi hati tersebut. Alhasil dia menjadi ngambek, BT, dan mungkin menjadi benci kepada diri saya hingga hari ini.

     Jika dia memang tidak menghendaki saya untuk menebak isi hatinya mengapa harus mengirimkan impulse sinyal kepada saya dan berharap agar saya bisa menebaknya ?
Sebaliknya jika dia memang menghendaki agar saya mengetahui isi hatinya mengapa dia tidak langsung saja mengungkapkannya secara pribadi kepada saya?
Lantas saat saya gagal menebaknya, mengapa dia harus merasa BT & ngambek?

     Saya benar-benar tidak bisa mengerti pola pikir seorang wanita. Dari luarnya dengan mudah kita bisa menilai seorang wanita tetapi dari bagian dalamnya jangan pernah Anda coba jika Anda tidak memiliki kemampuan untuk itu atau Anda akan berakhir dengan kondisi yang sama dengan saya.

"Women is really my BIG MYSTERY"

Minggu, 22 Maret 2009

Warning : Terlalu banyak berpikir = KONYOL, Gak pernah berpikir = DODOL

Pernah gak Anda mengalami suatu kondisi dimana saat itu Anda sedang mempunyai banyak hal yang harus dipikirkan (ntah hal itu penting ato hanya sekedar lagi gak ada kerjaan) sehingga karena terlalu fokus dengan pemikiran tersebut maka terjadilah hal-hal yang konyol
Saya baru saja mengalaminya pada tgl 20 Maret kemaren neh, sumpeh, saya malu abis gara" kejadian neh

Gini nih ceritanya .... (disarankan jangan membaca blog ini sambil makan ataupun sambil minum, daripada Anda harus membersihkan monitor plus mengganti keyboard Anda) :
Sudah menjadi agenda rutin saya untuk melakukan transaksi ke bank setiap paginya, dan biasanya saya pergi dengan ditemani oleh seorang supir. Kebetulan pada hari tersebut saya sedang mempunyai banyak urusan yang harus diselesaikan dan menjadi beban pikiran saya
Saat bertransaksi di bank pun saya masih memikirkannya bahkan saat sedang berjalan juga saya masih memikirkannya. Ibaratnya saya melakukan sesuatu tanpa didasari kesadaran 100%. Karena sudah menjadi rutinitas setiap pagi maka saat itu saya melakukan sesuatu hanya berdasarkan "program" yang telah tertanam akibat kebiasaan, sedangkan kesadaran saya ntah kemana-mana, seperti robot yang mengerjakan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang sedang dikerjakannya.

Kejadian konyolnya mulai dari sini neh..
Selesai transaksi dengan teller yang bisa bikin nasabah teler (asli tellernya cantik") maka saya keluar dari bank dan berjalan ke tempat dimana mobil saya diparkir oleh supir. Selama berjalan saya terus tenggelam dalam pemikiran saya sendiri. Lalu tibalah saya pada mobil yang diparkir, saat itu langsung saja saya membuka pintu mobil dengan gagahnya (muji dikit boleh dong sebelum nti ditertawain) dan melangkahkan kaki ke dalam sambil mengatakan "Balik Kantor Bang !" Ini adalah kalimat rutin bagi supir saya untuk mengantarkan saya ke destinasi berikutnya dan biasanya supir langsung menstarter mobilnya

Karena saya sedang fokus berpikir maka saya hanya duduk terdiam, setelah tunggu-punya-tunggu kok tidak ada reaksi dari supir saya, maka akhirnya saya pun menoleh dengan muka masam karena supir tidak reaktif dan ketika saya menolah, saya melihat sesosok wajah yang tampak kebingungan plus dengan gaya melongo
Cukup 0.5 detik akhirnya saya sadar dan membuat suatu kesimpulan yang akan saya kenang seumur hidup saya yaitu :

"YA AMPHOOOOOOOOOON ternyata yang duduk disebelah saya bukan supir saya dan mobil yang saya duduki pun bukan mobil yang saya pakai untuk ke bank. Itu artinya SAYA SALAH MASUK KE MOBIL ORANG LAIN, DODOL !! DAN SEENAKNYA MEMBERI PERINTAH PULA !!!!"

Supir mobil tersebut hanya melongo sambil memandang saya dan saya pun langsung turun sambil minta maaf berkali-kali pada supir tersebut. Supirnya sih senyum" aja, tapi saya merasa malu berat. Ingin rasanya saya bersembunyi di lubang terdalam.

Pesan moral untuk teman" pembaca : Jangan terlalu banyak berpikir daripada terjadi hal" yang konyol dan membuat ada malu tigaperempat mati dan jangan pula tidak berpikir nti dibilang tak berotak

Jumat, 13 Maret 2009

I'm Born Today

Yeaph . . , I'm Born Today
Maksudnya Blog ini akhirnya menetas juga setelah lama saya ingin mencoba menulis blog
Kendala awalnya adalah "Buta"-nya saya akan segala sesuatu yang bernama BLOG
Sering juga saya mendengar cerita dari teman-teman maupun membaca dari majalah/tabloid mengenai apa itu Blog. Tapi memang dasar bolot diceritain gimanapun juga saya tetap tidak mengerti. Akhirnya dengan bermodal nekad untuk coba-coba plus doa semalam suntuk dibawah guyuran hujan pada malam hari ini maka saya memulai my legendary first step untuk memasuki dunia "Diari Digital"
Adapun latar belakang utama lahirnya blog ini adalah karena adanya keinginan untuk menumpahkan segala (once again "SEGALA") bentuk uneg-uneg, pemikiran, maupun sekedar menyalurkan hobi ngoceh dalam bentuk tulisan. Anda pasti pernah mengalami suatu kondisi dimana Anda memiliki banyak hal yang ingin dikatakan, banyak pemikiran yang ingin diungkapkan, maupun banyak uneg-uneg yang ingin ditumpahkan. Kondisi tersebut bisa muncul kapan saja dan dimana saja, bahkan mungkin saat anda sedang "berjuang" di atas kloset (a.k.a. Jamban).
Jika berupa pemikiran maka lama kelamaan akan kadaluarsa, jika berupa sesuatu yang ingin diungkapkan maka lama kelamaan akan terlupakan, sedangkan jika berupa uneg-uneg maka lama-lama akan menjadi penyebab penyakit yang dikenal dengan nama "Penyakit Sakit Hati" dan kalau tidak segera diobati bisa berkembang menjadi "Penyakit Jiwa" yang akhirnya akan berurusan dengan Psikolog (syukur-syukur kalau belum berkembang menjadi "Gila")
Dengan berlandaskan tujuan mulia untuk mengurangi jumlah penghuni RSJ ataupun komunitas D'Orgils yang belakangan ini sedang ngetrend berparade di jalan protokol, dan demi kelangsungan hidup umat manusia di Indonesia yang tecinta ini maka saya memutuskan dengan tekad yang bulat dan membara untuk membuat suatu wadah yang bisa menampung segala (ingat ya... "SEGALA") bentuk pemikiran, keluh-kesah, ataupun kisah-kisah cerita dalam perjalanan hidup saya, sehingga pada akhirnya (yeah.. at last) menetaslah blog pertama dalam hidup seorang anak manusia yang saya namai "Blog Go Blog"
Tidak ada yang istimewa dengan pemilihan nama "Blog Go Blog" ini, hanya karena saya merasa enak didengar, gampang diucapkan, mengandung multi makna, dan terasa sangat Gue Banget
Dengan adanya "Blog Go Blog" maka segala kisah perjalanan hidup saya akan terekam abadi sebagai warisan untuk anak-cucu-cicit (cuit) kelak, agar mereka tahu sejarah hidup saya dan yang paling penting adalah agar mereka boleh berbangga karena Ayah / Kakek / Buyut mereka TIDAKLAH GAPTEK :)