Rabu, 29 September 2010

One Step Ahead : Marriage ?!

Yeah !! Marriage !!
Sebuah kata yang tidak pernah saya pikirkan secara serius karena saya menjalani hubungan ini dengan santai alias let it flow. Bukan berarti saya tidak memikirkan masa depan atau arah hubungan ini, tetapi saya tidak pernah memikirkan respon apa yang harus saya berikan saat kata "marriage" ini disodorkan hingga pada suatu hari saat nyokapnya memulai pembicaraan dengan begitu mulus.

"Saya lihat hubungan kamu dengan anak saya makin lancar aja" kata nyokapnya

"Hehehehe, iya Bu. Syukur gak pernah bermasalah" jawabku disertai senyum termanis.

"Menurutmu anak saya bagaimana? Cocok gak?" tanyanya.

Saat ini saya belum menyadari arah pembicaraan dan maksud yang sebenarnya dari pertanyaan tersebut, maka dengan ringannya saya menjawab :
"Anak Ibu baik koq & saya juga merasa cocok dengannya"

"Sudah 4 tahun kamu jalan dengan anak saya & saya juga melihat kecocokan di antara kalian"
Saya mulai senyam-senyum sementara Ibunya kembali berbicara.

"Dia adalah anak bungsu, semua saudara/i-nya juga sudah berkeluarga"
Di sini feeling alarm saya sudah mulai berdering sebagai petanda akan adanya sesuatu yang bakal mengejutkanku dan ternyata benar saja saat Ibunya melanjutkan kalimatnya dengan agak pelan.

"Jadi, kapan kalian mau menikah?"

DJEDDHUEEERR !!!

Akhirnya pertanyaan ini tiba juga menghampiriku dan jujur saat itu saya masih belum mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan dadakan semacam ini.
Suhu tubuhku menurun drastis & saya bisa merasakan aliran darah yang tiba-tiba turun dari wajah saya. Seolah-olah memberiku waktu untuk berpikir, Ibunya kembali berkata :
"Yah, dia adalah satu-satunya yang masih belum berkeluarga, sedangkan saudara/i-nya bahkan sudah memiliki anak."
"Kalian sudah lama berpacaran dan saya juga merestui hubungan kalian, jadi ada baiknya jika kalian menikah saja" lanjutnya.

Jantungku mulai berdetak dengan kencang, seolah-olah menunggu pemicu agar jantung ini bisa melompat keluar dan akhirnya satu pertanyaan berikutnya yang benar-benar membuat jantung ini hampir berhenti boro-boro melompat keluar.

"Lantas, kapan kalian akan menikah?"

Oh my God !!! Pertanyaan itu . . , pertanyaan itu . . .
Akhirnya tiba juga saat di mana saya harus menghadapi pertanyaan itu dan pertanyaan itu tentu HARUS DIJAWAB.
Bagiku tidak ada soal ujian yang lebih sulit yang harus kuhadapi baik saat sekolah maupun kuliah selain pertanyaan yang satu ini.
Ini adalah pertanyaan yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan melihat buku teks ataupun kertas contekan, juga tidak mungkin kutanyakan pada tetangga sebelah ?!

Akhirnya, dengan berbekal ingatan mengenai celetukan-asal-kena dari nyokap saya saat tetangga-usil-mo-tau-urusan-orang menanyakan kapan saya akan menikah maka saya pun menjawab setelah Ibunya menggodaku dengan mengatakan :
"Sekarang aja yah?"

Weleh, weleh . . , dah gak sabaran ternyata.
Ck . . ck . . ck . .

Akhirnya, setelah menarik napas panjang dan beberapa kali komat-kamit baca doa, saya pun menjawab :
"Tahun 2010!"

Ahh . . , lagu "We are the champions" seolah-olah bergema di benak saya dengan gagahnya, diiringi siraman bunga dari malaikat cilik serta turunya cahaya keemasan dari surga tepat diatasku kepalaku sesaat setelah saya memberikan jawaban.

Yah . . , saya telah memberikan jawaban.
Sebuah jawaban yang menentukan masa depanku.
Sebuah jawaban yang merupakan janji seumur hidupku.
Dan pada akhirnya, saya berhasil melewati tahap yang mendebarkan, tahap yang menandakan bahwa saya telah berkonsekuensi untuk mengambil satu langkah ke depan.
I said it and then I'll do it

Tidak ada komentar:

Posting Komentar